Skip to Content
Loading
Pak Geb
Pak Geb
Online
Halo 👋
Ada yang bisa pak geb bantu?

Pelayaran Portugis dan Spanyol Dalam Mencari Pusat Rempah-Rempah

Latar Belakang Pencarian Rempah-Rempah oleh Eropa

Pada abad ke-15, rempah-rempah seperti cengkeh, pala, dan lada menjadi komoditas paling berharga di Eropa. Namun, rute perdagangan rempah dikuasai oleh pedagang Arab dan Kesultanan Ottoman, yang membuat harganya melambung tinggi. Bangsa Eropa, khususnya Portugis dan Spanyol, berambisi menemukan jalur laut langsung ke sumber rempah-rempah di Asia untuk memutus monopoli ini. Selain motif ekonomi, semangat perluasan wilayah Kristen (Reconquista) dan misi Gold, Glory, Gospel (kekayaan, kejayaan, dan penyebaran agama) turut mendorong ekspedisi pelayaran.



Perjanjian Tordesillas (1494)

Setelah Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada 1492 dalam pelayarannya atas nama Spanyol, persaingan antara Spanyol dan Portugis memanas. Kedua kerajaan Katolik ini bersengketa atas hak penjelajahan dan klaim wilayah baru. Untuk mencegah konflik, Paus Alexander VI turun tangan dan mengeluarkan dekrit yang membagi dunia non-Kristen menjadi dua zona pengaruh melalui Garisan Demarkasi. Perundingan lebih lanjut menghasilkan Perjanjian Tordesillas (1494), yang menetapkan:

  • Spanyol berhak atas wilayah di barat garis meridian 370 legua (1.770 km) sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde.
  • Portugis menguasai wilayah di timur garis tersebut, termasuk Afrika dan rute ke Asia.

Dampak Perjanjian Tordesillas pada Pelayaran Portugis

Perjanjian ini menguntungkan Portugis karena memastikan hak eksklusif mereka atas rute timur ke Asia melalui Afrika. Beberapa ekspedisi penting yang dipengaruhi oleh perjanjian ini meliputi:

  • Bartholomeus Diaz (1488) – Telah mencapai Tanjung Harapan sebelum perjanjian, tetapi penemuannya semakin vital bagi klaim Portugis.
  • Vasco da Gama (1497–1499) – Dengan hak eksklusif atas rute timur, Portugis mengukuhkan dominasi di Samudra Hindia dan India.
  • Afonso de Albuquerque (1511) – Merebut Malaka, memperkuat kontrol Portugis atas perdagangan rempah Asia Tenggara.

Pengaruh pada Pelayaran Spanyol ke Barat

Sementara Portugis menguasai rute timur, Spanyol dipaksa mencari jalan barat menuju Asia, yang justru membawa mereka ke Amerika. Ekspedisi besar yang terpengaruh oleh perjanjian ini termasuk:

  • Christopher Columbus (1492) – Pelayaran awalnya memicu perlunya Perjanjian Tordesillas.
  • Ferdinand Magellan (1519–1521) – Mencoba mencapai Asia via Amerika Selatan, akhirnya tiba di Filipina, yang justru berada di zona Portugis menurut perjanjian.
  • Perjanjian Zaragoza (1529) – Karena Magellan mencapai Maluku (zona Portugis), Spanyol akhirnya menjual klaimnya atas wilayah tersebut ke Portugis.

Pelanggaran dan Perebutan Wilayah oleh Negara Eropa Lain

Inggris, Belanda, dan Prancis tidak mengakui Perjanjian Tordesillas karena merasa dikucilkan. Hal ini memicu:

  • Pelayaran Belanda ke Nusantara (Cornelis de Houtman, 1596) – Menembus monopoli Portugis-Spanyol.
  • Ekspansi Inggris ke India dan Asia Tenggara – Menyaingi Portugis di wilayah yang semestinya menjadi hak mereka.

Warisan Perjanjian Tordesillas dalam Sejarah Dunia

Perjanjian ini menjadi dasar pembagian kolonial dunia:

  • Portugis menguasai Brasil (timur garis), Afrika, India, dan sebagian Asia Tenggara.
  • Spanyol mendominasi Amerika Latin dan Filipina (meski sempat bersengketa).
  • Bangsa Eropa lain mengabaikan perjanjian, memicu era imperialisme global.

Perjanjian Tordesillas adalah titik balik dalam sejarah pelayaran Eropa, mengarahkan Portugis ke timur (Asia-Afrika) dan Spanyol ke barat (Amerika). Namun, ketidakikutsertaan negara Eropa lain justru mempercepat persaingan kolonial, termasuk di Nusantara, di mana Belanda dan Inggris akhirnya menggeser dominasi Portugis-Spanyol.


Pelayaran Bartholomeus Diaz: Membuka Jalur ke Timur (1487–1488)

Sebelum Vasco da Gama mencapai India, Bartholomeus Diaz memainkan peran kunci dalam eksplorasi Portugis. Pada 1487, Diaz memimpin ekspedisi menyusuri pantai barat Afrika dengan tujuan menemukan ujung benua tersebut. Pada 1488, ia berhasil mencapai Tanjung Harapan (awalnya disebut Cabo das Tormentas atau "Tanjung Badai"), membuktikan bahwa Afrika bisa dilayari hingga ke Samudra Hindia. Meskipun awaknya memaksa Diaz kembali ke Portugal karena kondisi yang ganas, penemuannya membuka jalan bagi pelayaran Vasco da Gama ke India.

Vasco da Gama dan Pembukaan Jalur Laut ke India (1497–1499)

Mengikuti jejak Diaz, Vasco da Gama memimpin armada Portugis pada 1497 dengan rute yang lebih matang. Ia mengitari Tanjung Harapan, melintasi Samudra Hindia, dan akhirnya tiba di Calicut (Kozhikode), India, pada 1498. Keberhasilan ini menjadikan Portugis sebagai bangsa Eropa pertama yang membuka jalur laut langsung ke pusat perdagangan rempah Asia, memotong jalur darat yang dikuasai Ottoman.

Ekspansi Portugis ke Malaka dan Maluku (1511–1512)

Setelah menguasai India, Portugis melanjutkan ekspansi ke Asia Tenggara. Di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque, mereka merebut Malaka pada 1511, pusat perdagangan rempah terbesar di wilayah itu. Dari Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin António de Abreu dan Francisco Serrão mencapai Kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore) pada 1512, sumber utama cengkeh dan pala. Kedatangan Portugis di Maluku menandai awal dominasi Eropa di Nusantara.

Pelayaran Spanyol: Ekspedisi Magellan-Elcano (1519–1522)

Sementara Portugis menguasai rute timur, Spanyol mencari jalur barat menuju rempah-rempah. Ferdinand Magellan, seorang pelaut Portugis yang bekerja untuk Spanyol, memimpin ekspedisi pada 1519. Ia berlayar melewati Selat Magellan di ujung Amerika Selatan, lalu melintasi Samudra Pasifik. Pada 1521, ia tiba di Filipina, tetapi tewas dalam pertempuran di Mactan. Sisa armadanya, dipimpin Juan Sebastián Elcano, melanjutkan ke Maluku sebelum kembali ke Spanyol pada 1522, menyelesaikan pelayaran keliling dunia pertama.

Persaingan Portugis-Spanyol dan Perjanjian Zaragoza (1529)

Kedatangan Spanyol di Maluku memicu konflik dengan Portugis, yang telah mengklaim wilayah itu. Untuk mencegah perang, kedua kerajaan menandatangani Perjanjian Zaragoza (1529), di mana Spanyol melepas klaim atas Maluku dengan imbalan 350.000 dukat emas. Perjanjian ini memperjelas pembagian wilayah kolonial antara kedua bangsa, dengan Portugis menguasai Maluku dan Spanyol fokus di Filipina.

Dampak Kedatangan Portugis dan Spanyol di Nusantara

Kedatangan bangsa Eropa mengubah Nusantara secara permanen. Portugis memperkenalkan benteng-benteng pertahanan (seperti Benteng Ternate) dan sistem monopoli perdagangan, sementara Spanyol memulai kolonisasi di Filipina. Dominasi asing memicu perlawanan kerajaan lokal, seperti perlawanan Sultan Baabullah di Ternate melawan Portugis. Selain itu, kedatangan mereka membawa pengaruh budaya, agama, dan politik yang menjadi dasar kolonialisme Eropa di Asia Tenggara. Pelayaran awal Portugis dan Spanyol ini menjadi tonggak sejarah yang mengawali era imperialisme di Nusantara.


Berbagi

Postingan Terkait

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?